Saturday 19 February 2011

KONTRIBUSI PENDIDIKAN DALAM TERCAPAINYA KESUKSESAN EKONOMI


Kantaw: Referensi Google.com.
Kesejahteraan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap manusia di Dunia ini, karena setiap kegiatan ekonomi yang dilakulan oleh manusia yaitu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka menjadi lebih baik lagi. Khusus untuk kesejahteraan fisik, mereka secara praktis bersama mengembangkan sistem yang mengatur bagaimana seluruh anggotanya berproses memperoleh kesuksesan, mengupayakan distribusi pemuas kesejahteraan serta menjamin bagaimana alokasi wahana kesuksesan tersebut dapat dianugerahkan kepada pihak-pihak yang berhak memperolehnya.
Para ekonom dan pakar pendidikan telah lama membincangkan apakah keterkaitan antara pendidikan dengan ekonomi. Atau lebih tepatnya lagi apakah kontribusi pendidikan ini bagi tercapainya kesuksesan dalam ekonomi. Pada akhirnya menemukan kesimpulan bahwa siklus pertumbuhan ekonomi dapat dipacai dengan adanya investasi pada sumber daya manusia melalui pendidikan, yang juga didukung oleh study F. Harbison dan C. Myers 1964 tentang negara yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari negara dengan tingkat pendidikan yang rendah. Jadi untuk adanya kualitas dalam investasi pendidikan pada sumber daya menusia ini juga diperlukan tenaga pendidik yang mampu menghasilkan sumber daya manusia dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Munculnya asumsi sosial bahwa pendidikan mempengaruhi kesuksesan ekonomi seseorang bukanlah suatu kejadian spontan tidak berdasar. Berangkat dari sebuah trend sosial masyarakat di Indonesia, misalnya pada awal dekade berkuasanya Orde Baru, sebagian besar lini pekerjaan membutuhkan tenaga kerja berlatar belakang pendidikan formal. Hampir mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal mampu terserap di lahan-lahan pekerjaan. Situasi tersebut memang tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan pemerintah terhadap tenaga terdidik untuk mengoperasikan skill dan keahliannya dalam rangka industrialisasi dan modernisasi pembangunan negara.
Kalau melihat lebih kebelakang lagi hal ini bukanlah muncul baru-baru ini, tapi pola pikir tentang pendidikan dan kesuksesan ekonomi ini ada ditanamkan oleh pemerintahan kolonial Belanda dalam pikiran rakyat Indonesia. Para pribumi (meskipun hanyalah bangsawan dan golongan priyayi) yang memiliki ijasah dari sekolah-sekolah bentukan kolonial mendapat kesempatan untuk ditempatkan pada instansi-intansi pemerintah kolonial. Meskipun posisi mereka hanya sebagai pegawai rendahan, namun keberadaan mereka yang telah mendominasi lembaga birokrasi kolonial berhasil menggeser persepsi masyarakat. Lembaga pendidikan tepatnya sekolah dianggap sebagai tangga strategis untuk meraih kemapanan hidup tanpa harus melalui usaha-usaha ekonomi lain yang tampaknya lebih lambat dan beresiko tinggi untuk mengalami kegagalan.
Argumen lain yang melandasi kepercayaan umum bahwa melalui sekolah atau pendidikan formal para individu dapat mencapai tingkat keberhasilan ekonomi dengan relatif cepat lantaran dalam lembaga sekolah menyediakan serangkaian proses pengajaran yang mampu membekali para pesertanya dengan perangkat kemampuan yang dibutuhkan oleh lahan pekerjaan di era modern. Selain itu, sebuah ekspektasi sosial juga menggejala pada salah satu asumsi bahwa melalui penempaan skill secara berkesinambungan dalam sebuah organisasi yang mapan para lulusan lembaganya akan memiliki keutuhan sikap, kemampuan dan kepribadian yang progresif, kreatif dan memiliki kecermatan tinggi untuk menangkap potensi ekonomis dalam setiap kondisi maupun situasi. Sehingga dari otak dan tangan-tangan merekalah akan memunculkan lahan-lahan penghidupan baru yang mampu menjamin kesejahteraan manusia.

1 comment: