Saturday 12 March 2011

Cemburu diatas Cemburu

Cemburu bisa diartikan sebagai respon yang salah dari otak yang diterjemahkan menjadi rasa tidak mengenekkan oleh hati ( Fellovy : 2011)
hoho..hoo.... kesimpulan dari seorang ahli yang tidak ahli dibidangnya, karena di publikasikan makanya dibikin merk ahlinya. :D
Katanya para ahli menyimpulkan sesuatu dari penilitian yang dikembangkannya, sedangkan saya hasil dari pengalaman yang digaya-gayakan.
Sebenarnya hal ini terjadi ketika saya mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari pacar saya, saya dicambuk bagaikan TKI di malaisia,
dan dipukul-pukul layaknya adonan roti prancis. Andaikan ada badan perlindungan bagi pria tampan yang berhati baik, pasti akan saya laporkan
kejadian memalukan ini yang mencoreng nama baik Nurdin M Top sebagai duta perboman UNICEF.
Hal yang selalu berulang-ulang terjadi yang membuat hati ini bagai teriris-iris sakiiiiiit sekalai, walaupun saya tidak berkata Awwwwwwwuuu... tapi sakit.
menarik mengkaji bagaimana kah rasa tidak mengenakkan itu muncul, dan bagaimana bisa menanggulanginya...?? Itulah yang menjadi pertanyaan yang akan saya
jabarkan dalam tesis saya berikut ini.
Pertama-tama kita kaji dulu lebih dalam tentang permasalahan ini. Sampel yang saya gunakan adalah orang dengan kebiasaan cemburu yaitu saya sendiri.
hal yang sangat mengerikan adalah ketika penilitian anda melibatkan anda sendiri sebagai sumber datanya, karena itu akan mengakibatkan tesis anda ini semakin selesai
yang nantinya akan mengakibatan kecemburuan juga, mengapa...?? karena dengan hal itu, anda akan menjadikan kecemburuan sosial bagi orang yang belum juga lulus atau tidak bisa menyelsaikan tesisnya..
atau kalau saya simpulkan sebagai Cemburu diatas Cemburu...
OKe... Kita mulai mengidentifikasi akar permasalahan yang menimpa nara sumber kita ini yang tak lain adalah saya.
Saya : ehem... maaf pak, apa anda pengidap apa yang dikatakan orang2 sebagai gejala cemburu ...?
saya : ahh... jangan panggil pak...? panggil saja saya bapak...! karena klo pak itu mengingatkan saya pada orang berkumis (pak budi)
       bisa dikatakan iya, saya orang yang seperti itu karena biarpun saya selalu membuat hati saya yakin, tapi otak saya menterjemahkan itu menjadi
       kalau dalam istilah medisnya yaitu heart sick because false brain. 

dari percapan diatas dapat ditemukan kalau:
  1. Sang bapak tidak suka dipanggil Pak.
  2. Pak budi itu berkumis.

Sebuah penilitian "Dalam sebuah studi seperti dicuplik dari in the news, ditemukan bahwa pria yang bertubuh pendek lebih mudah dan sering cemburu ketimbang mereka yang bertubuh tinggi. Kedengarannya memang konyol, tetapi hal ini telah dibuktikan dalam sebuah penelitian di Universitas Groningen dan Valencia bahwa pria yang pendek lebih mudah cemburu ketimbang mereka yang tinggi.
Alasannya sebenarnya sederhana, mereka yang memiliki postur tubuh tinggi cenderung lebih percaya diri, lebih aktif dan menarik, berani, produktif dan sukses dibandingkan mereka yang berpostur pendek. [break]

nah kalau begitu mengapa saya pencemburu....? kesimpulannya adalah karena sampai sekarang saya juga tidak tau.

No comments:

Post a Comment